Wednesday, April 30, 2014

THE RELATIVE TRUTH

(Annisa Dewanti Putri)
Picture by: SHutterstock.com

It's sometimes weird. When we find an argument that flows from an individu. Will it be the wrong one or is it right. This world is to full of mystery. You won't know what happen until it is shown directly and our body could feel it.

An abstract evidence may not convince human to believe it. But still, everyone has their own believe. For me, I still believe in something beyond and maybe hard to be discuss using a logical clause. But yes, fate brings me to this believe. It is strong when we always think about it.

One day, the Book from Jamie King spoked about conspiracy to me. Would you 100% believe in that kind of theory that might be Hoax. Yes, still the truth is relative. Everything that may cause questions will go far beyond answers. 

In which part you are more convinced, than that is what you may hold as a truth. But, the other condition maybe different. Even they're the minority people, believing on such a thing could be something that stucks in their soul. This is what I think one of "The Relative Truth."

Every situation and truth are truly based on something. Something that we call as Relativity.  As well, Einstein always talk about this theory scientifically, some do believe and some doubt about it. As we hear about "The Relative truth" it means that everything could be wrong and right. It depends on the point of view for each people. 

For some example, Stonehenge, as one of the ancient ruins made people discover some of the truth. This construction that is built like a circular ditch maybe caused many questions and different answers.
Some of them said that Stonehenge was the oldest ruins and the pioneer of building structure . This megalithic construction was believed built by some outsider called alien. Meanwhile, Janice Anderson from the book of "World Architecture" said that this enormous stones was built using some primitive tools. Human did it.

We can see something more simple. The same question that we give to some people will result in different statement that they believe too. The relative truth is mainly caused by the atmosphere that we might often feel.

But, the truth that human hold won't last long if they tried to find some different atmosphere. A truth of being in the first house maybe wrong in the second or third house. Same if the truth mainly lays on the second house, the others might look wrong.

Above are some examples of the relative truth that may occur in this world full of mystery. These are just some simple arguments that reveals about the relative truth.
It might be the other sample of "The Relative Truth" when some says "it's right" or "I dont think So" 

Answering a question may lead to Questioning an answer.

yup, everyone has their rights to choose. (adp) 

Read more…

Monday, April 14, 2014

Anomali disetiap Sisi (Resensi Buku “Masyarakat Desa”)

Oleh: Annisa Dewanti Putri

Judul               : Masyarakat Desa “Kumpulan Kisah Anomali Kampung Cikopak”
Penerbit           : Pustaka Kaji
Penulis             : Tim Lembaga Kajian Mahasiswa
Tahun              : 2014

Kota adalah sebuah tempat dimana selayaknya orang mencoba berkumpul mengartikan sebuah ruang yang terus mengalami perkembangan pesat seiring berjalanya waktu. Tak pelak, saat bicara mengenai Kota, akan ada sebuah Desa yang menjadi sisi kebalikanya. Seolah Kota sebagai tempat pusat perekonomian dimana uang dan penghasilan tercipta disasana.

Namun, hal ini akan terasa berbeda saat membaca buku Masyarakat Desa, sebuah buku garapan tim Lembaga Kajian Mahasiswa yang mengangkat kisah anomali dari kampung Cikopak yang mewakili gambaran sebuah desa di Indonesia. Layaknya sebuah Kota, Desa Cikopa dengan segala caranya memiliki cara-caranya tersendiri dalam mempertahankan segala potensi dan sumber dayanya.

Hal tersebut diuraikan setiap babnya dengan keunikan masing-masing. Sebanyak empat bab menghiasi buku mungil ini, bab tersebut mewakili tema pendidikan, sosial, ekonomi dan Pertanian .

Tentunya setiap bab memiliki keunikanya tersendiri. Untuk bab lebih didominasi oleh kisah Mang Unus,, seorang petani yang sekaligus merangkap jadi Bendahara. Hal ini memberikan gambaran bahwa perjuangan seorang petani patut diacungi jempol dibandingkan dengan pekerjaan/profesi lain di Indonesia.

Sementara, bab II yaitu bab yang lebih menceriterakan kondisi ekonomi dari desa Cikopak tersebut. Nyatanya pihak perusahaan Korea yang bergerak di bidang Garmen mulai secara perlahan menghancurkan kebiasaan warga yang sudah terbilang baik dan religiusitas yang mendukung sehingga wanita yang diperkenankan menjadi wanita pekerja, tak diberikan kesempatan dan hak asasi manusia untuk beberapa hal.

Lain halnya dengan Bab III yang menceritakan mengenai pendidikan yang berlangsung di Desa tersebut. Pembahasan terkait fasilitas dan inklusivitas yang terjadi di SDN Tugu tersebut bisa menjadi cerminan untuk pola pendidikan yang terjadi. Cikopak berusaha menerapkan persamaan sistem pendidikan pada murid biasa dengan yang luar biasa. Namun, terdapat sedikit anomali yang terjadi disini.

Begitupula dengan Bab IV, sebuah bab akhir yang tak kalah menarik dibahas yaitu terkait masalah sosial mengenai kepercayaan warga terkait Mak Paraji. Seorang yang terlatih menangani ibu yang melahirkan seperti halnya  bidan. Beliau lebih dipercayai oleh warga dalam hal penangan ini, meski secara prosedur kedokteran masih terbilang kurang. Kepercayaan masyarakat terhadap tradisi ini menjadikan Mak Paraji tokoh wanita yang sangat dibutuhkan warga dan dianggap telah berjasa banyak dalam proses persalinan.

Semua anomali dalam tiap bab di buku ini dibahas dan diakhiri dengan sintesa atau pemecahan masalah yang bisa dilakukan berdasarkan observasi penulis dalam hal tersebut. Buku ini baik dibaca untuk menyadarkan masyarakat mengenai permasalahan yang banyak terjadi dalam sebuah desa dimana Desa Cikopak menjadi salah satu contohnya. Pembahasan setiap bab juga sudah terfokus.

Hanya saja, penggunaan EYD dan tanda baca masih perlu banyak diperbaiki, mengingat banyaknya kata-kata yang salah dan mungkin disebabkan oleh masalah teknis seperti pengetikan. Namun, hal tersebut perlu diperhatikan karena dapat mengubah makna kalimatnya. Meski begitu itulah sedikit kekurangan yang bisa nampak.


Mengenai ketajaman topik yang dibahas, seharusnya banyak teori yang bisa ditelususri dan dikombinasi mengacu pada setiap bahasan. Sehingga sintesa bisa lebih berisi dan terbaca secara teori juga praksis. Secara keseluruhan buku ini amat baik untuk dibaca dan amat baik untuk dijadikan bahan perenungan permasalahn rural yang kemungkinan besar juga bisa terjadi pada desa lain juga. Bagaimanapun juga tim penulis LKM UNJ  telah mencoba menggali hal tersebut.

Read more…