Friday, March 06, 2015

Ilmunya Tak Berhenti Disini


Teruntuk dosen kebanggan kami, Sumarno, ST, MT.
إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
 Innalillahi Wa innailaihi Rojiun.

Berita itu begitu cepat terhampar di ruang atmosfer jurusan kami. Pak Marno, engkau memang tak akan membaca tulisan ini. Mata bapak telah menutup meninggalkan beberapa pesan di ruang kelas yang mungkin terakhir Bapak hadiri.

Kami, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta sangat berduka kehilangan sesosok dosen yang begitu muda, unik, dan bersemangat seperti Bapak. Seorang dosen yang bersedia memberikan pembelajaran kehidupan disela-sela pembelajarannya. Meski angka teknik (Matematika) yang diajarkan, tapi entah budaya literasi selalu menghiasi ucapanmu diantara ribuan angka di papan kelas itu.

novel remy sylado. Sumber:goodreads
Sedikit bercerita, saya teringat saat Bapak Marno merekomendasikan buku karya Remy Sylado berjudul “Namaku Matahari.” Sesosok wanita yang digambarkan bertindak di luar kebiasaannya. Berperan sebagai agen ganda pada masa Perang Dunia Ke-I. Ia juga tetap berani dalam menampilkan tarian erotik Jawa pada perjalanan hidupnya meski berada di luar Indonesia.

Hal apapun tentang sosok Matahari yang kau kisahkan melalui hasil bacaan Bapak membuat diri ini sadar. Sastra begitu indah di antara angka yang berjelimat. Tak peduli kita yang hidup di dunia Keteknikan.

Bapak, pelajaran angka-angka:  pelajaran terkait Logaritma, Trigonometri, Integral, dll begitu terlihat kompleks. Namun, semangat Bapak dalam mengajar dan menunjuk kami untuk bisa maju dalam setiap soal yang Bapak berikan begitu memacu kami untuk bisa memecahkan sebuah persoalan matematika. Teringat bahwa, salah satu atau dua dari kami pasti setiap pertemuanya selalu ada yang terpanggil untuk mengerjakan soal di depan. Tentunya, Bapak tak akan menyerah dalam membantu kami menjawab soal tersebut.

Bagi saya, semua catatan itu berarti awet tetap disimpan hingga sampai pada semester 8 ini. Hal ini karena catatan angka-angka itu begitu sistematis. Padahal, saya selalu ingat Bapak mengajar tanpa membawa-bawa sebuah buku. Bapak begitu menguasai materi ini, hingga cara untuk mengajar begitu spontan kau ajarkan. Itulah Transfer Ilmu sesungguhnya.

Persoalan karya Tulis. Teringat dalam lomba Karya Tulis Ilmiah yang di adakan UNTIRTA TRAS tahun 2012 lalu. Saya membuat karya tulis mengenai KOPER (Kotak Penampung) Hujan. Dimana, ide tersebut berangkat dari solusi untuk mengatasi kebakaran, artinya kotak itu digunakan sebagai kotak hidran. Bimbingan dan motivasi yang telah Bapak berikan mengantarkan karya tulis ini menjadi Juara III tingkat nasional. Terimakasih Bapak Marno.

Saya teringat di ruang kelas, Bapak selalu bercerita akan prestasi anak bangsa yang bisa menjadi cambukan buat kami, Mahasiswa lainnya. Semua itu selalu terjadi disela-sela sibuknya kami memecahkan masalah soal penuh dengan angka itu.

Terakhir, saya ingin berterimakasih lagi Pak. Mungkin, salaman dengan Bapak sekitar dua minggu yang lalu adalah pertemuan terakhir dengan saya Pak. Atau mungkin di beberapa hari kemarin adalah pertemuan terakhir dengan beberapa mahasiswa lain juga. Namun, di pertemuan terakhir itu saya selalu ingat dengan kata-kata Bapak soal “Teruslah Menulis, berbagi, dan jangan lupa di share ya kalau masuk media lagi. Kalaupun tidak, sering-seringlah nulis di blog.”

Alm. Bapak Sumarno, ST, MT
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pak Marno
Ya, tulisan ini membuat saya sadar bahwa telah sedikit lama saya meninggalkan kebiasaan menulis dan membuka blog ini hingga lumut di blog ini mulai Nampak. Mungkin terlalu focus dan khawatir akan tulisan skripsi (Mungkin). Hingga akhirnya saya teringat dengan ucapan Rahmat. Seorang penyair dan juga kawan saya. “Menulislah Selain SKripsi.” Begitulah yang ia tuliskan dalam esainya. Intinya, saya semakin tersadar dan teringat segala omongan dan pesan yang Bapak sampaikan sebagai seorang dosen dan pecinta sastra.


Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan kenangan untuk diri Bapak Marno. Seorang dosen muda yang menurut saya dan mahasiswa lain sebagai salah satu dosen kesayangan yang baik. Tulisan ini adala sebagai ungkapan terimakasih saya terhadap semua atensi yang diberikan Bapak kepada kami. Terimakasih atas jasa dan pengabdian Bapak.  Selamat jalan Bapak Marno, semoga amalan dari ilmu Bapak tak pernah putus dan semoga segala yang Bapak ajarkan ilmunya tak berhenti disini.

4 comments:

  1. hai annisa :) apa alm. pak sumarno memiliki blog?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo erin. nampaknya beliau tdk punya, krn saya tidak pernah liat sih linknya.

      Delete
  2. Terharuuuuu~ ini baru namanya dosen sejati. Budaya literasinya menjadi virus untuk para mahasiswanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gia. :') orang-orang langka seperti ini yg bakal dirindukan pembelajar sejati hehe

      Delete