Thursday, July 14, 2016

Manusia yang Lupa


Lines of Nature. Sumber: Penulis 2016.

Lupa...
Manusia tak jauh dari lupa
ia adalah yang dicipta
terkadang umur memakan memori di kepala
sejuta pengampunan lupa akan dosa
kembalilah mengingat kesalahan semua

Lupa...
Diliput lelah dan hilang rasa
Tak disadari ia telah kalah oleh masa
semua memori hanya berujung jadi cerita
kesadaran akan posisi di dunia

Lupa....
Manusia butuh pengingat dari berbagai arah
Semisal buah lupa dengan dahannya
ia pun akan lupa dengan pohonnya
Lupa sementara, tapi ia berharap kembali semula
Maafkan jiwa-jiwa penuh salah dan perkara


Lupa...
Selagi ia berdiri kokoh di atas kuda
ia lupa bahwa di depannya ada pemenang si kura-kura
Melihat kebawah seolah besar tak terkira
padahal diatasnya ada raksasa melebihi tiga hasta


Lupa....
Bumi ia ibaratkan istana
padahal semesta tak terhingga
Ia lupa kalau dirinya perlu air segar dan udara
Manusia yang lupa, maka manusia perlu berdoa....



Annisa Dewanti Putri
Duren Sawit, 14 Juli 2016

Read more…

Wednesday, July 13, 2016

Belajar dari Kegagalan Bangunan (Review Buku)

Cover. sumber: Getscoop.com

Judul Buku : Bangunan yang Runtuh
Penulis : Ir. Sulistijo Sidarto Mulyo, MT
Penerbit         : Elex Media Komputindo
Tahun : 2014
Tebal : 159
Jenis : Manajemen Resiko

Jembatan Kutai Kertanagara yang roboh menjadi sorotan masyarakat pada masa itu. Begitupula dengan Proyek Hambalang yang amblas ataupun Skyline Tower yang roboh. Semua kegagalan bangunan ini dibahas disini. Buku ini terdiri dari enam bab. Terurai dari awal bab yang membahas soal contoh dan Peristiwa Bangunan yang pernah runtuh baik di dunia maupun beberapa bangunan di Indonesia.

Bab 1 mengurai mengenai 16 peristiwa bangunan yang runtuh baik di mancanegara maupun dalam negeri. Sampoong Departement Store menjadi salah satu contoh kegagalan. Peristiwa ini dianggap sebagai “The Largest Peacetime Disaster in South Korean History.” Hasil investigasi yang ditemukan bahwa kondisi desain yang tidak diperhatikan. Beberapa diantarnya fondasi yang di bangun di tanah yang tidak stabil dan pengurangan dimensi kolom yang seharusnya dari diameter 80 cm menjadi 60 cm. Penyelidikan akhirnya mengarah pada ditemukannya praktik korupsi terhadap penggunaan material bangunan.

Penyebab kegagalan bangunan dibahas dalam buku ini secara umum pada Bab 2. Dua  garis besar penyebab kegagalan bangunan dibagi dua hal, predictable semisal human error, and unpredictable act of god atau dikenal dengan force majeure. Secara garis besar, delapan penyebab kegagalan baik tunggal maupun kombinasi tersebut yaitu:
1. kesalahan dalam peencanaan
2. kesalahan dalam pelaksanaan pembangunan
3. kesalahan dalam pemakaian
4. kesalahan dalam perawatan
5. kesalahan dalam pemilihan lokasi
6. kesalahan dalam pemilihan bahan dan material
7. kesalahan dalam penggunaan teknologi
8. faktor force majeure

Beranjak pada bab 3,  penulis menyingkap kegagalan bangunan berdasarkan tinjauan Yuridis atau secara hukum melalui beberapa aturan seperti Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi maupun Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000. Kriteria kegagalan bangunan juga diulas berdasarkan beberapa pedoman yang ada dan berdasarkan tolok ukurnya.

Perihal Manajemen Risiko diulas pada bab 4 dimana ketidakpastian menjadi perhatian karena mengakibatkan adanya risiko bagi pihak yang berkepentingan. Sulistijo Sudarto menguraikannya secara lengkap dalam bagian ini. Semua hal itu mencakup konsep, penerapan dan contoh manajemen risiko dalam suatu konstruksi bangunan.

“Ingat, Asuransi Konstruksi,” begitulah yang diungkapkan secara tegas oleh sang penulis di bagian awal bab 5. Engineering insurance menjadi hal yang penting sejak abad ke-19 untuk menjamin ketidakpastian risiko yang ada. Penulis mengurai beberapa macam asuransi konstruksi secara umum beberapa diantaranya seperti Asuransi Kontraktor (Contractors All Risk/CAR), Asuransi Pemasangan (Erection All Risks Insurance),  Asuransi Peralatan Elektronika (EEI) dll.

Selanjutnya, dalam bab terakhir penulis menggarisbawahi soal pentingnya perawatan dalam pencegahan kegagalan bangunan. Diulas secara singkat mengenai pedoman perawatan bersamaan dengan Structural Health Monitoring System (SHMS) sebagai bagian dari antisipasi suatu kerusakan.

Ditutup dengan sedikit pembahasan mengenai rekonstruksi Menara Pisa, penulis menutup dengan meyakinkan bahwa pekerjaan rekonstruksi terhadap kegagalan sebuah bangunan ternyata dapat menghindarkan bangunan tersebut roboh dan memakan korban.

Kegagalan bangunan dalam suatu konstruksi menurut penulis memang disebabkan oleh banyak faktor. Tinggal bagaimana masyarakat mengidentifikasinya secara cermat. Buku ini cukup baik dibaca sebagai pengantar untuk perihal kegagalan bangunan. Bahasa yang digunakan tidak terlalu teknis dan berat sehingga pembaca yang kurang familiar dengan dunia konstruksi mampu menyerap secara santai. Namun, cukup disayangkan bahwa beberapa dokumentasi dan ilustrasi terlihat tidak jelas sehingga kurang mewakili kondisi yang ada.

**Annisa Dewanti Putri

Read more…

Legend of Tarzan

Cinema Poster The Legend of Tarzan. Sumber: Youtube.com

Judul Film: The Legend of Tarzan
Rilis: Juli, 2016
Durasi: 110 menit
Sutradara: David Yates
Pemain: Alexander Skarsgård, Samuel L. Jackson, Margot Robbie, Djimon Hounsou, Jim Broadbent dan Christoph Waltz.

Manusia yang tinggal di hutan sampai saat ini sudah biasa kita jumpai dalam sejarah dan pengetahuan dunia. Sejak pertama kali sebelum bersentuhan dengan berbagai kemajuan yang ada, manusia tak pernah lepas dari hutan sebagai tempat tinggal. Suku-suku yang masih lekat dengan alam, manusia zaman pra sejarah, semua bukanlah legenda.

Berbeda cerita dengan Tarzan. Manusia yang tak hanya tinggal di hutan, lebih lekatnya hutan tempat ia tumbuh bersama Kingdom Animalia lainnya. Ia tak besar dan tumbuh bersama Homo Sapiens (Manusia), tapi layaknya jenis Mangani serupa Kera.

Film berdurasi 110 menit ini mengulas kisah klasik Tarzan yang sudah mulai meninggalkan masa lalunya di hutan Afrika. Ia yang sekarang disapa John Clayton, Putera bangsawan di Inggris, sudah lama memulai hidupnya sebagai manusia normal.

Kisah berubah ketika John kembali mendapat panggilan untuk menyelesaikan konflik politik perbudakan di Afrika yang melibatkan beberapa rekanan lama dari Jane. Jane sang kekasih yang dipertemukan di Hutan bersama Tarzan tak mau ditinggalkan dalam kasus itu.

Perjalanan antara keduanya kembali kembali ke Hutan Liar terjadi bersama Dr.William, sang penasehat dari Amerika. Konflik personal antara diri Tarzan atau John dengan kehidupan lampaunya mengembalikan jati dirinya di hutan tersebut. Terlebih ketika Jane, sang istri diculik oleh Mr. Rom, sang Pendeta Yerussalem yang menginginkan berlian sebagai bayaran untuk membunuh Tarzan.

Film garapan David Yates ini cukup bagus dari sisi grafis terkhusus pada bagian setting dan efek suara. Namun, sayangnya grafis untuk karakter Mangani masih terlihat komputerisasinya. Alur flashback cukup membantu dalam menerangkan siapakah Tarzan itu, sehingga penonton awam bisa mengenali penokohan dan posisinya tersebut.

Tarzan memang legenda, namun kemungkinan akan adanya manusia yang mampu bertahan di hutan bersama satwa liar telah setidaknya di angkat oleh film ini. The Legend of Tarzan menjadi film yang cukup menarik untuk peminat wildlife, action, dll.

Tarzan vs Akut

Tarzan Vs Bonga. SUmber: Koimoi.com

Read more…