Sunday, August 20, 2017

Second Semester Course Review: Master of Civil Engineering

Building sketch: SKetching Liangmaqiao. Author 2017

New Semester is coming, back to School (2017). In this post I will review and describe some of courses taken from the second semester in School of Civil Engineering and Architecture, Beijing Jiaotong University. Taking the course that requires a 32 credits to graduate until graduation.

Meanwhile the second semester takes 16 credits and has a total of 7 Course. This consist of 4 Major course and 3 additional language and culture Course.
In this article, I will share some description regarding to the courses that we have taken. I will give a general review regarding to the subjects I have taken in the second semester. The courses are not so many like first semester. But the content requires a lot of work and study due to the specific materials of each course.

As we know that Civil Engineering is a very general major related to infrastructure. The course in this semester include the Tunneling, Track engineering, and Steel for the majors related to the civil engineering program. For the main course, it will help the students in understand more to the major field of Civil engineering. Here are the courses:

Information Retrieval (1 Credits)
The next step after the taking course is to conduct a research related to the major taken. In this class, the lecture will start the course in the middle of semester. The materials will include about how to write a research proposal, how to obtain literature and references based on the Universities facility, including online, off line and from library based review.

Track Engineering (2 Credits)
As the school has a main focus on transportation. The study regarding to train and track engineering are some of the related course that supports the development of transportation engineering. In this occasion, track engineering helps us to learn about the train line station technically and generally. The materials included discuss about the part of tracks including subgrade and substructure track and even the whole track system which is the turnout or the station.

Tunnel Mechanics and Engineering (3 Credits)
Tunneling engineering is one of scope in the field of civil engineering. Before the structure built, the understand to the geotechnical matters should be investigated and needs a deep surveying including the soil and rocks. After that, the understanding to the technical procedure of tunneling method is provided in this course to make the students understand the pre construction and after construction of underground engineering related to tunnel.

Steel Structure (2 Credits)
Beside the concrete structure, steel structure plays a crucial role in building structure. It helps in improving the beauty of structure. The strength in resisting the tension force is one of the benefits too. Beside that the failure such as corrosion, buckling, and the matter of ductility will be one of problem. In this subject, the materials will discuss more to the buckling as the general characteristic are discussed in the beginning, then the detailed calculation and design will be conducted next.

Basic Chinese (4 Credits)
The basic Chinese is the next part of the first Basic Chinese which will help us to know the basic Chinese. But in this course it will be more using hanzi or Chinese character rather than using pinyin. The basic knowledge of writing hanzi will be studied here and we will able to know more conversation used in Chinese.

Chinese Spoken English (2 Credits)
This course consist of 2 credits and is not a compulsory course like the other Chinese course. This is to enlarge our spoken ability in chinses. The subjects are mostly to listening and speaking. That’s why the teacher use Chinese in the whole practice to make us more familiar to the environment.

A Survey of Chinese Culture
This subject is more known as a brief Introduction to Chinese Culture. It is more fun and relaxed  because this lecture discusses about Chinese culture. The activities are more to demonstration and in the last session we are given a chance to present our own culture.
Above are the course that are given in the second semester. The other semester will be the summer course which consist of  Sustainable Construction and Reinforced Concrete. The two course will be conducted in one month during the summer holiday.

Read more…

Sunday, August 13, 2017

Persiapan Dasar Sebelum Belajar ke Tiongkok

Live Sketching Beijing Agriculture Exhibition Centre. Sumber: Penulis, 2017
欢迎光临.
Setahun yang lalu, kuteringat saat-saat momen transisi jiwa raga ini yang berpindah ruang dari negeri kepulauan menuju negeri tiongkok. Nah, karena itu, ingin sedikit berbagi tentang hal-hal dasar yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat dan melanjutkan studi ke Negeri Tiongkok sana. Berikut ini aku coba kasih rangkuman singkat beberapa hal yang sekiranya bisa dipersiapkan itu: 1. Urus Visa Pelajar (X). Bisa dilakuin dan diurus di Kedutaan atau perwakilan kedutaan tiongkok di daerah tertentu, tentunya setelah teman-teman menerima admission notice dan Form JW02/01 dari kampus/instansi terkait. Info Visa bisa dilihat di http://www.mfa.gov.cn/ce/ceindo/indo/xnyfgk/t341115.htm 2. Dokumen-dokumen. Jangan lupa bawa persyaratan yang diminta kampus. Semisal admission notice, form JW, notarized transcript dan ijazah, dll (Biasanya tertera di email atau admission notice). Jangan lupa juga untuk perpanjang dan urus surat-surat yang kebetulan mau habis di Indonesia semisal KTP, SIM dll. Biar ga kepikiran pas udah disana. Hehe. 3. Makanan dan Obat-obatan. Mulai belanjain barang-barang yang sekiranya susah diperoleh disana dan hanya ada di Indonesia atau untuk stock beberapa minggu selama penyesuaian, terutama makanan dan obat-obatan. Semisal, obat-obatan (ie. tolak a*gin, minyak kayu putih, koyo, obat diare), bumbu instan, kecap, dll sesuai kebutuhan. Untuk kawan-kawan yang beasiswa, perlu sedikit berhemat sebelum kita buka rekening bank karena uang pocket money baru akan di TF setelah satu bulan (tergantung dari pihak kampus). 4. Aplikasi dan Software. Mengingat di Tiongkok ada pembatasan penggunaan beberapa website dan software dan beberapa harus menggunakan VPN, bahkan sempat ada isu bahwa VPN juga akan diblokir. SOal ini, maka lebih baik download aolikasi-aplikasi yang sekiranya bakal dibutuhin sebelum berangkat. Tekhusus VPN, software2 pendukung studi, dll. Download Software dasar penunjang. Semisal Wechat (Social Messaging China), Pleco (Kamus bahasa Mandarin), Chinese skill (Latihan bahasa), Baidu map (Peta khusus Tiongkok), dll. Ini akan berguna untuk survival hidup disana mengingat sedikit orang yang bisa berbahas inggris jadi mau tidak mau kita sedikit mempelajari bahasa-bahasa dasar mandarin. 5. Peralatan. Bawa peralatan secukupnya dan yang sekiranya tidak bisa ditemukan disana. Semisal, batik, oleh-oleh kecil dari Indonesia (untuk keperluan Cultural Festival), Baju secukupnya (tidak perlu khawatir karena disana juga bisa membeli baju sesuai musim), dan mungkin beberapa buku referensi indonesia sesuai studi kita yang sangat penting. Karena disana akan lebih menggunakan ebook. Sekian hal-hal umum yang bisa dipersiapkan sebelum keberangkatan. Hal-hal diatas itu secara umum saja dan selebihnya bergantung dari kebutuhan teman-teman juga. So, jangan takut dan selalu bersikap optimis ya menuju keberangkatan :D

Read more…

Wednesday, August 09, 2017

SENI DALAM RUANG PUBLIK

Oleh: Annisa Dewanti Putri
Landmark Publik Kota. Sumber: Penulis, 2017
Kota sebagai suatu kesatuan dimana ruang membaur menjadi satu. Ia tak lebih daripada sebuah kepadatan sintetis yang memaksa setiap manusia menjelajahi ruangnya. Sebuah ruang publik sebagai salah satu bagian dari kota tak pernah bisa dipisahkan. Selain dari sebuah superblock yang mewah, hunian yang yang megah, perkantoran yang jauh dari rumah, sebuah ruang publik bisa menjadi tempat untuk menghentikan transisi perpindahan yang terjadi cepat itu. Gang kecil penuh dengan graffiti, coretan unik sepanjang tembok, bahkan rupa manusia bertopeng yang tak pernah lupa akan warnanya menghiasi taman dan perempatan jalan. Tak lain ruang publik menampilkan itu semua.

Ruang publik sebagai tempat membaurn¬¬¬ya berbagai jenis manusia. Ruang publik yang  melingkupi taman, jalan, dan kendaraan layaknya sebagai bentuk titik sentris dimana masyarakat berinteraksi. Meski terkadang, jalan dan kendaraan umum, lebih sering digunakan sebagai ruang transit saaja karena manusia tidak berinteraksi di dalamnya sehingga tak berbuah reproduksi social di dalamnya.


     Gambar: (a) 798 Art District, (b) Jalan Kota Tua, (c) ilustrasi landmark Jakarta Sumber: Penulis, 2017.

Seni, erat kaitanya dengan kota. Seni menjadi sebuah perjumpaan penghibur hati sesaat. Di kota seperti Jakarta, seni menjadi penghias dikala padatnya aktivitas robotik masyarakat. Aktivitas robotik yang seolah mematikan perasaan dan kepekaan masyarakat kota. Sebuah aktivitas dengan rutinitas jenuh berujung untuk mencari suntikan dana hidup. Di antara jalan, taman dan ruang terbuka,antara kesenangan dan uang semata, disana mengalir keceriaan lewat suara. Sang penghibur di sela-sela perjalanan.

Seni menjadi penyetrum manusia  di Kota. Sebagaimana Marco Kusumawijaya dalam esainya, “Secara khusus, ruang publik adalah dialog antara arsitektur dan seni rupa dalam proses penciptaanya, dalam menafsirkan masyarakat dan meminta perhatian mereka atas kualitas urbanitas dan seni budaya.” Disini, seni di taman kota pun lahir. Seni di jalanan tak mau kalah. Begitupula seni yang dibentuk di kendaraan. Semua adalah bentuk dari Seni dalam Ruang Publik.

Beberapa kota telah menjadikan ruang mereka sebagai bentuk dari Creative City. Seni menjadi salah satu elemen pembentuk di dalamnya. Dengan menggabung-gabungkan ide, kreativitas, ke dalam sensasi tata kota, masyaratat dituntun untuk ikut berseni di dalamnya. Seniman dan masyarakat tak pernah terpisah oleh sebuah uang kertas yang sengaja dipatok nominalnya. Ia beraksi dengan rasa senang di hati tanpa peduli berapapun yang masyarakat beri. Baginya kesenangan hati adalah dari memperoleh apa yang dia senangi, begitupula dengan seni.

Mewujudkan Ruang Tengah

Dalam The New Urban Agenda, isu kota dan keberlanjutan terhadap masayarakat penghuni menjadi bagian penting dalam agenda ini. Keterkaitan antara urbanisasi dan pembangunan membuahkan ide bahwa kedua media ini akan menjadi kendaraan parallel untuk pembangunan berkelanjutan. Tak hanya pemerintah, pemangku kepentingan, ataupun penanam modal, namun masayarakat dalam ruang tata kota juga berperan aktif dalam perwujudannya.

Ruang tengah sebagai bagian dari kota berperan dalam pencapaian New Urban Agenda tersebut. Meski berujung pada hunian, namun setiap interaksi dan orientasi masyarakat akan dipengaruhi juga oleh ruang tengah. Komponen lain terkait seni, pusaka, museum, taman, monument, dan ruang tengah publik lainnya menjadi jawaban pemersatu akan masalah segregasi sosial di kota.

Kisah Afrizal Malna. Sang sastrawan dengan gaya khasnya dalam diskusi Seni dan Pusaka (2017), menganggap ruang tengah berkaitan erat dengan skala. Di saat kota itu besar, namun ruang publik yang kecil bisa menjadi jawaban sosial dimana ruang itu bisa menjadi platform. Linda Christanty dalam pandangan kepenulisannya pun menilai bahwa setiap kota perlu memiliki imaji dan ciri-ciri terhadap kotanya sendiri. Hal itu yang bisa terwujud melalui raung tengah.

Lain kisah dengan Jun Kitazawa. Seorang seniman asal Jepang yang sedang mencanangkan proyek Kampung Akuarium menganggap ruang tengah sebagai bentuk daya tarik semua lapisan masyarakat untuk kembali menikmati seni. Bagi Jun, Seni dan bahasa itu sama-sama budaya tapi berbeda. Bahasa memiliki aturan, sementara seni itu bebas tak ada syarat dan ketentuan. Anak-anak bermain di gerobak, melukis. Ibu-ibu menganyam sementara Bapak-bapak dan anak muda membangun rumah idealnya dengan bebas. Ruang tengah sebagai bagian dari terciptanya kesuksesan lain dibalik agenda-agenda urban terdepan memang masih menjadi ide kesemuaan di dalam kota.

Kesenian dibalik formalitas yang ada berusaha mencairkan kepadatan sintetis kota yang ada. Sekarang, yang terjadi di sebuah kota masih bergelimang soal pasar, sementara elemen lain seperti seni mampu mewarnai keabu-abuan yang ada di kota. New Urban Agenda janganlah hanya menjadi sebuah wacana kumpulan tulisan hitam di atas kertas. Agenda dimana tak hanya sebuah program akan hunian layak di ruang yang disebut kota, namun juga menjadi jawaban sederhana akan dibangkitkannya senyuman manusia yang telah termakan oleh kejaran pembangunan yang semakin menuntut untuk maju sepesatnya.

Referensi: 
Kusumawijaya, Marco. 2006. Kota Rumah Kita. Jakarta: Borneo Publications.
Lynch, Kevin. 1960. The Image of the City. London: The Massachusets Institute of Science and Technology Press.
Diskusi New Urban Legend “Seni dan Pusaka.” Rujak Centre For Urban Studies. Goethe Institute, Agustus 2017.

Read more…