Friday, December 04, 2015

"Sekarang" Antara Ada dan Tiada

 Oleh: Annisa Dewanti Putri

Ftather Time and Lady Luck.  Sumber : belleofthecarnival.com .

WAKTU
Kau yakini setiap detik berlalu.
Sejam yang lalu terasa bagai sedetik yang lalu. Setahun yang lalu terkadang seperti sebulan yang lalu. Inilah dimensi waktu.

Berbeda dengan ruang yang mengisi tiga arah membentuk celah. Ruang bisa begitu konkrit. Sementara, Waktu seakan memiliki dimensinya sendiri. Seabad yang akan datang tak akan pernah disangka. Tapi bisa jadi akan dirasa.

Terlebih sedetik yang akan berlalu.
Itulah sekarang. Pernahkah kita merasa sekarang itu adalah saat ini? Jeda di antara sepersekon menjadi waktu yang seakan berhenti. Padahal sejatinya ia tak berhenti.

Hanya tipu daya gerakan jam tik yang tertahan. Jarum yang menunggu gear nya untuk berpindah dalam satu posisi perdetik.
Itulah waktu yang membeku. Itulah SEKARANG.

Akan berbeda kisah ketika jarum jam itu berotasi secara terus menerus. Tak pernah mengikuti detik. Ia bergerak secara kontinu. Menggambarkan bahwa tak pernah ada waktu SEKARANG. Detik tak akan tertahan untuk seper sekian sekon. Ia tetaplah jarum jam yang hanya sebagai penunjuk waktu.

Ia berkata "Tolong berikan bukuku sekarang." Tak pernah ia sadari bahwa bukunya ia terima bukanlah SEKARANG, tapi beberapa detik yang lalu. Tapi akan sulit ketika ia berkata "Tolong berikan bukuku tiga detik lagi."

Kemungkinan tetaplah kemungkinan. Ia bisa dapatkan bukunya SEKARANG, jika diberikan di sepersekon itu. Bisa juga ia terima tiga detik kemudian yang bukanlah SEKARANG. Asumsi waktu telah berbicara.

PERSEPSI WAKTU

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

"Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta saling menasihati tentang kebenaran dan kesabaran"
 (QS Al Ashr : 1-3)

Relatif. Tak disangka manusia merasakan waktu yang begitu cepat. Tapi yang lain berucap bahwa waktu begitu lambat.

Pernah terbayangkan lalat-lalat yang tak pernah mudah ditangkap oleh cepatnya sang penepuk tangan. Baginya sepersekian sekon itu lebih lama daripada bagi manusia. Lewat sedetik lalat itu mampu beratraksi di sela tangan besar yang melayang. Sebelum akhirnya tangan itu menjadi mesin penumbuk, sang lalat berhasil menyelak keluar.

Itulah persepsi SEKARANG bagi serangga kecil itu. Bisa jadi masalah gerakan telah mempengaruhi persepsi waktu. Bagi sang siput ia rasakan sejam berjalan menyeberangi trotoar mungil itu. Sementara, tikus itu mampu mengalahkanya lewat gerakan kecil kakinya itu.

Persepsi waktu begitu nyata antara kingdom yang berbeda, terlebih spesies yang tak sama. Persepsi SEKARANG yang seolaah ada dan tiada juga bisa beda dirasakan antaranya.

Tak mutlak membenarkan sebatas perbedaan spesies. Nyatanya, sejenis spesies terlebih bisa memiliki persepsi waktu yang berbeda. Tetaplah SEKARANG menjadi pertanyaan.

Sejenis Homo Sapiens. Waktu bagi manusia akan selalu relatif. Manusia hybrid menjadikan dirinya mempertanyakan sendiri SEKARANG baginya. Menjadi tergantung dengan moda transportasi cepat setipe  kereta Shinkansen, pesawat Concorde, atau mungkin speedboat. Persepsi yang tak hanya ruang tapi juga waktu akan sangat mempengaruhinya.

Jarak seakan terasa dekat akibat waktu tempuh yang jadi singkat. Sementara malam lama dirasa karena waktu tiba yang lebih cepat dan awal. Begitupula jarak menjadi seakan jauh padahal hanya berkisar empat kilometer. Akibat sebuah dentuman kendaraan hybrid, semua terjebak macet dan tersesat dalam ruang yang memakan waktu.

Persepsi waktu dimainkan. Manusia menjadi bingung akan persepsinya. Baginya terkadang waktu berlalu cepat, namun bagi sebagianya terasa waktu begitu lama. Yang dinanti menjadikan waktu begitu lama. Sementara yang tak diinginkan untuk dinanti menjadikan waktu seolah cepat.

Persepsi SEKARANG pun perlahan berubah dari "Untuk detik ini" menjadi "Untuk hari ini"atau mungkin "Untuk sewindu ini." Itulah mengapa persepsi waktu amat mempengaruhi ada tidaknya SEKARANG. Bagi waktu, SEKARANG adalah antara ada dan tiada.


Jogjakarta, 3 Desember 2015

0 comments:

Post a Comment