Oleh: Annisa Dewanti Putri
Sehat dan Bebas Narkoba |
Tepatnya hari Selasa, aku memutuskan untuk pergi ke salah satu rumah sakit milik pemerintah. Tujuannya tak lain ialah membuat Surat Keterangan Sehat (SKS) dan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) untuk keperluan yang bisa dipakai sebagai persayaratan Beasiswa maupun melamar Kerja.
Setidaknya terdapat beberapa Rumah Sakit Pemerintah yang bisa dijadikan tempat untuk mendapatkan SKS dan SKBN. Semisal, untuk di sekitar Jakarta sendiri terdapat RSUP Persahabatan (Jakarta Timur), RSUD Koja (Jakarta Utara), RS Fatmawati, RSUD Tarakan (Jakarta Pusat), RS Cipto Mangunkusumo, RSUD Cengkareng (Tangerang), dll. Hanya saja setiap Rumah Sakit memiliki harganya tersendiri yang tak jauh berbeda.
Karena pertimbangan lokasi rumah dan survei harga melalui telepon, aku memutuskan untuk memilih lokasi di RSKD Duren Sawit, Jakarta Timur. Tempatnya cukup strategis dan mudah dikenali karena berada di Jalan samping sepanjang Kanal Banjir Timur. Tepatnya di Jalan Duren Sawit Baru Nomor 2, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Gedung Hijau bertuliskan “RS.Duren Sawit” nampak tak jauh di belakang SMP Negeri 195 Jakarta.
Belok kiri setelah menyeberangi Jembatan yang melalui KBT, motorku masuk ke parkiran sebelah pintu satpam. Penataan cukup rapih disambut oleh Satpam yang tidak pelit akan informasi. “Silahkan ini karcisnya, ada keperluan apa mbak?” tanya Pak Satpam sambil menyerahkan karcis. Wajahku yang nampaknya penasaran berusaha mengonfirmasi apakah di Rumah Sakit ini bisa membuat SKBN, SKS, dan Surat Keterangan Bebas TBC (Tubercoulosis). Beliau menjawab kalau semua itu tersedia di Rumah Sakit Khusus Daerah milik PEMDA DKI ini.
Tak ragu akupun parkir, beranjak masuk menuju pintu utama dan tentunya ke meja informasi/resepsionis. Bagi Pasien yang belum memiliki kartu anggota atau pasien baru dipersilahkan petugas mengisi Formulir Baru dan selanjutnya mengambil nomor antrian untuk loket. “Terkhusus untuk membuat SKBN dan SKS bisa langsung menunggu di loket 5, tepatnya loket MCU,” jelas petugas resepsionis dengan ramah.
Antrian saat itu tidak terlalu padat, setelah mendaftarkan diri dan menyampaikan tujuan membuat SKBN dan SKS, maka dipersilahkan untuk membayar di Kasir, tepatnya di loket sebelah. Harga ternyata beraneka ragam, tentunya akan lebih murah jika kita membayar secara paket (SKBN dan SKS), tentunya jangan lupa untuk membawa KTP. Berikut perincian kwitansi untuk harga satu paket yang dikenakan sebesar Rp.365.000.
Rincian Paket (MCU) SKS dan SKBN, Maret 2016 |
Setelah selesai membayar kita akan dipersilahkan langsung menuju ruang 121 atau (Medical Check Up) untuk diperiksa. Suster yang menyambut akan memberikan informasi yang cukup lengkap jika kita bingung atau ada kebutuhan lain yang diperlukan. Beliau juga berkata bahwa sejenis MCU ini sudah banyak yang melakukan mulai dari pembuat visa, pelamar beasiswa LPDP, maupun untuk melamar kerja. Semisal saat itu aku juga membutuhkan Surat Keterangan Bebas TBC. Maka beliau mengarahkanku untuk meminta surat rujukan dari dokter di MCU untuk Rontgen.
Selanjutnya, setelah rangkaian pemeriksaan umum dan interview oleh dokter, maka jika memang kondisi kita sehat, dokter memberikan SKS dan dua surat rujukan (satu untuk tes Urinologi dan satu untuk Rontgen). Dua tes berikutnya dilakukan di lantai 2, perlu diingat KTP ditinggal di ruang MCU untuk proses pengambilan SKBN di Poli Napza. Terkhusus jika ingin mendapatkan Rontgen untuk selanjutnya dibawa ke Poli Paru maka ada tambahan biaya yang di bayarkan di Kasir Lantai 2, yaitu sebesar Rp.105.000.
Di lantai dua, jika dari lift akan nampak panel arah lurus menyerong ke kanan menuju Laboratorium dan Ruang Rontgen. Antrian tidak terlalu padat, maka setelah aku menaruh kertas surat rujukan Urinologi bebas Narkoba dan Rontgen Thorax/Paru di meja resepsionis, selanjutnya mereka memanggil. Untuk tes urin sendiri cukup ke kamar mandi setelah diberikan tabung sampel oleh petugas. Begitu juga untuk rontgen.
Proses begitu cepat dan ruangan terasa nyaman. Untuk Rontgen sendiri hasil baru bisa diambil keesokan harinya. Sementara untuk hasil Urinologi hanya cukup menunggu sekitar 15 menit. Tak lama petugas memanggil namaku dan meminta untuk mengisi sedikit kuisioner permasalahan sarana dan pelayanan. Aku piker Rumah Sakit Duren Sawit cukup baik dan sangat direkomendasikan, maka sebagian aku isi dengan pernyataan memuaskan.
Selanjutnya, petugas menyerahkan hasil lab urinologi untuk selanjutnya dibawa ke Lantai 1 kembali, tepatnya ke Poli Napza di belakang gedung. Cukup serahkan hasil dan petugas akan menyerahkan selembar SKBN. “Silahkan ini SKBN nya, jika sudah dapat SKS dan hasil Urin nya, difotokopi saja dan bawa kesini kembali agar bisa dilegalisir,” saranya keluar tanpa aku perlu bertanya lebih jelas. Rupanya memang lebih baik di legalisir agar bisa dipakai tak hanya sekali dan mencegah kehilangan. Jangan lupa untuk mengambil KTP juga disini.
Akupun bergegas menuju fotokopian tepat depan Gedung Rumah Sakit, dan menggandakannya sebanyak 4 kali. Kembali ke bagian poli Napza, dan petugas memberikan stampel legalisir untuk setiap copy SKBN dan SKSnya.
Itulah serangkaian proses yang kualami dalam pembuatan SKS dan SKBN di Rumah Sakit Khusus Daerah Jakarta TImur. Tempat ini sangat recommended karena pelayanan nya yang ramah dan fasilitasnya yang cukup nyaman. Terlebih bagi diri ini yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi.
Alur Pembuatan SKBN dan SKS di Rumah Sakit Duren |
ini makan waktu berapa lama ya? adakah 2 jam lebih?
ReplyDeleteuntuk proses nya sebenrany trgtg antrian waktu itu cepat, hanya untuk hasil berupa rontgen baru jadi hari berikutnya
Deletegan, ini tesnya cuma bisa hari senin-jumat aja ya?
ReplyDeleteiya gan emang hari biasa aja dokternya ada. dan rata2 hanya dari jam7 sampe jam11 kalo ga slh krn siang sudah tutup jadi kalo habis dapat hasil rata-rata besoknya harus kembali lagi
DeleteHalo mbak Annisa, mohon share pengalaman, apakah surat keterangan dari RS Duren Sawit ini diterima oleh Tim Admin LPDP? Kalau sy baca blog lain, kebanyakan buat surat keterangan di RS Fatmawati / Persahabatan. Tks.
ReplyDeletehalo mas, mohon maaf saya baru baca komen nya. Alhamdulillah surat ini dari RS ini diterima karena setelah saya tanya banyak yang menggunakan rumah sakit ini juga untuk beasiswa2 lainnya.
DeleteMakasih sdh berkunjung
ReplyDeleteAda tes buta warnanya gak ya?
ReplyDeletetentunya ada saat di poliklinik umum untuk general check up nya kak. Maaf baru sempat membaca.
DeleteBaru saja saya dapet info untuk SKBN di RSUD Budhi asih. Cililitan Jakarta.
ReplyDeleteKurang lebihnya 65rb.@Ali
Biasa Mahal atau murahnya biaya untuk SKBN dari segi alat lab. Ada yang single panel (1), ada juga 2 panel..3,4,5,dst. Makin bnyk itu panrl berarti makin lengkap dan makin mahal 😅 Sekian dari saya. Silahkan mencoba.
Add FB saya Tedy jovie Nerta -@Ali
Betul sekalii .. Ini infonya bagus sekali terimakasih kak sudah ditambahkan
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHi mba, itu legalisirnya lengkap ga, nama dan tanda tangat pejabat, dan tanggal legalisirnya?
ReplyDeleteSoalnya saya baru legalisir, fotokopian hanya dicap/stempel saja
legalisirnya saat itu kak hanya foto copy lalu di stempel basah oleh pihak rumah sakitnya jika mau permintaan khusus bisa minta dan request juga ko hehe dokternya akan mengerti
DeleteMohon maaf izin bertanya untuk skbn bisa dilakukan hari sabtu tidak?
ReplyDeletemungkin jika ada permohonan khusus bisa di ajukan tentunya hrs bicara ke manajemen rumah sakitnya di kantor belakang. :D tp yg saya tau dokter hanya aktif di hari biasa untuk MCU kak
DeleteHalo Kak, maaf saya baru balas dan melihat komentarnya. Tentunya ada masa berlaku bergantung dari instansi yg meminta juga, tp rata2 kalau medical check up berlaku sekitar 6 bulanan. selebihnya harus kembali periksa ulang..
ReplyDeleteterimakasih mas atas pengalamannya yang enarik, saya mau nanya apakah kita bisa bayar diluar paket ? atau hanya khusus skbn nya saja, tidak perlu pake sks ? terimakasih.
ReplyDeleteiya sama2.. bisa pilih salah satu juga, tergantung dari persyaratan yang diminta untuk keperluan apa
DeleteUntuk saat ini update di rumah sakit duren sawit berapa ya buat bikin SKS dan SKBN?
ReplyDelete