Pernahkah
kamu terpikir bahwa aku harus menjadi juara nomor dua atau aku harus jadi juara
nomor tiga. Jarang sekali kita mendesain pikiran kita untuk mencapai nomor
tersebut. Ya, yang terbaiklah yang memang harus diperoleh dan ditargetkan
terlebih dahulu oleh seseorang. Jangan heran, semua dari kita memang
menginginkan untuk jadi di posisi yang terbaik.
Namun, bagaiman
jika hasilnya kita memperoleh peringkat kedua atau peringkat sebelum nomor
satu. Jangan berkecil hati. Singkirkan paradigma bahwa yang nomor satu adalah
yang terbaik. "Juara itu nomor satu, tak ada Juara 2,3" itulah
falsafah orang Rusia yang jangan kita pikirkan dalam kepala. Nomor dua itu luar
biasa.
Posisi nomor dua
adalah acuan seseorang untuk memperoleh nomor satu. Menurut Alfred Adler seorang tokoh psikolog Humanistik
mengatakan bahwa orang nomor dua selalu memposisikan acuan. Dalam hal ini,
rata-rata atau kualitas orang untuk memperoleh nomor satu juga tergantung
kepada pesaingnya di nomor dua dan seterusnya.
Hal ini
bisa kita analogikan dengan orang yang naik tangga. Di saat orang nomor dua
berada di anak tangga ke empat, maka orang yang ingin menjadi juara satu
tentunya harus menaiki 5 anak tangga. Artinya suatu rata-rata dapat diukur
disini. Jangan sekali sekali meremehkan orang nomor dua dan seterusnya. Mereka
adalah pacuan utama sebelum dan sesudah mendapatkan nomor satu.
Semangat...
0 comments:
Post a Comment