Oleh: Annisa Dewanti
Putri
Judul : Masyarakat Desa “Kumpulan Kisah
Anomali Kampung Cikopak”
Penerbit :
Pustaka Kaji
Penulis :
Tim Lembaga Kajian Mahasiswa
Tahun :
2014
Kota adalah sebuah tempat dimana selayaknya orang
mencoba berkumpul mengartikan sebuah ruang yang terus mengalami perkembangan
pesat seiring berjalanya waktu. Tak pelak, saat bicara mengenai Kota, akan ada
sebuah Desa yang menjadi sisi kebalikanya. Seolah Kota sebagai tempat pusat
perekonomian dimana uang dan penghasilan tercipta disasana.
Namun, hal ini akan terasa berbeda saat membaca buku
Masyarakat Desa, sebuah buku garapan tim Lembaga Kajian Mahasiswa yang
mengangkat kisah anomali dari kampung Cikopak yang mewakili gambaran sebuah
desa di Indonesia. Layaknya sebuah Kota, Desa Cikopa dengan segala caranya
memiliki cara-caranya tersendiri dalam mempertahankan segala potensi dan sumber
dayanya.
Hal tersebut diuraikan setiap babnya dengan keunikan
masing-masing. Sebanyak empat bab menghiasi buku mungil ini, bab tersebut
mewakili tema pendidikan, sosial, ekonomi dan Pertanian .
Tentunya setiap bab memiliki keunikanya tersendiri.
Untuk bab lebih didominasi oleh kisah Mang Unus,, seorang petani yang sekaligus
merangkap jadi Bendahara. Hal ini memberikan gambaran bahwa perjuangan seorang
petani patut diacungi jempol dibandingkan dengan pekerjaan/profesi lain di
Indonesia.
Sementara, bab II yaitu bab yang lebih
menceriterakan kondisi ekonomi dari desa Cikopak tersebut. Nyatanya pihak
perusahaan Korea yang bergerak di bidang Garmen mulai secara perlahan
menghancurkan kebiasaan warga yang sudah terbilang baik dan religiusitas yang
mendukung sehingga wanita yang diperkenankan menjadi wanita pekerja, tak diberikan kesempatan dan hak asasi manusia untuk beberapa hal.
Lain halnya dengan Bab III yang menceritakan
mengenai pendidikan yang berlangsung di Desa tersebut. Pembahasan terkait
fasilitas dan inklusivitas yang terjadi di SDN Tugu tersebut bisa menjadi
cerminan untuk pola pendidikan yang terjadi. Cikopak berusaha menerapkan
persamaan sistem pendidikan pada murid biasa dengan yang luar biasa. Namun,
terdapat sedikit anomali yang terjadi disini.
Begitupula dengan Bab IV, sebuah bab akhir yang tak
kalah menarik dibahas yaitu terkait masalah sosial mengenai kepercayaan warga
terkait Mak Paraji. Seorang yang terlatih menangani ibu yang melahirkan seperti
halnya bidan. Beliau lebih dipercayai
oleh warga dalam hal penangan ini, meski secara prosedur kedokteran masih
terbilang kurang. Kepercayaan masyarakat terhadap tradisi ini menjadikan Mak
Paraji tokoh wanita yang sangat dibutuhkan warga dan dianggap telah berjasa
banyak dalam proses persalinan.
Semua anomali dalam tiap bab di buku ini dibahas dan
diakhiri dengan sintesa atau pemecahan masalah yang bisa dilakukan berdasarkan
observasi penulis dalam hal tersebut. Buku ini baik dibaca untuk menyadarkan
masyarakat mengenai permasalahan yang banyak terjadi dalam sebuah desa dimana
Desa Cikopak menjadi salah satu contohnya. Pembahasan setiap bab juga sudah
terfokus.
Hanya saja, penggunaan EYD dan tanda baca masih
perlu banyak diperbaiki, mengingat banyaknya kata-kata yang salah dan mungkin
disebabkan oleh masalah teknis seperti pengetikan. Namun, hal tersebut perlu
diperhatikan karena dapat mengubah makna kalimatnya. Meski begitu itulah
sedikit kekurangan yang bisa nampak.
Mengenai ketajaman topik yang dibahas, seharusnya
banyak teori yang bisa ditelususri dan dikombinasi mengacu pada setiap bahasan.
Sehingga sintesa bisa lebih berisi dan terbaca secara teori juga praksis.
Secara keseluruhan buku ini amat baik untuk dibaca dan amat baik untuk
dijadikan bahan perenungan permasalahn rural yang kemungkinan besar juga bisa
terjadi pada desa lain juga. Bagaimanapun juga tim penulis LKM UNJ telah mencoba menggali hal tersebut.
0 comments:
Post a Comment