Monday, February 10, 2020

MENJAGA INDONESIA LEWAT FILM (SEMESTA)

Film Semesta. Sumber gambar: cinemags.com
Suatu kali, kamu seakan menjelajah ribuan pulau, terbang di atasnya. Berada dalam angan-angan layaknya burung garuda sampai pada akhirnya kau tersadar bahwa kau menjalajah nusantara.

Menikmati birunya laut dan pesona hijaunya dedaunan. Semua yang menapaki Negeri ribuan pulau ini memang bisa menikmati setiap sisinya. Namun dibalik itu semua, terdapat banyak sosok yang lebih mengindahkan untuk menjaga dibandingkan dengan menikmatinya.

Terhampar nyata seolah berkata “Indonesia, adakah yang akan merawat Indahmu?” Dalam beberapa cuplikan, penonton dibawa terbang di sebuah desa yang memperjuangkan Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTMH) di desanya. Disusul dengan pergerakan berikutnya menuju beberapa daerah tanah air yang salah satunya mungkin familiar bagi sebagian orang. Ialah raja Ampat, di balik itu penonton akan menemukan banyak kisah untuk menjaga salah satu pesona Indonesia tersebut.

Lompat ke Bumi Langit, sebuah tempat yang mengangkat permaculture design dalam pengelolaanya dan mungkin telah saya banyak angkat di beberapa tulisan sebelumnya. Menyoal tentang pengelolaan berbasiskan kearifan lokal dan agrikultur. Tempat ini ada di Jogja. Dan masih banyak tempat lain nya yang akan memberikan beberapa perspektif soal pesona nusantara dengan dalih sambil menjaganya.

Penggarapan oleh Tanakhir Production ini benar-benar mengambil genre Dokuemnter yang tidak biasa. Penekanan terhadap keindahan membuat penonton terpesona dengan kontur, gradasi, dan lukisan tanah air yang diperjuangkan. Perpaduan antara soundtrack dan pengambilan gambar cukup mengantarkan imaji menjelajah di tujuh pesona tempat berbeda di Nusantara.

Film berdurasi kurang lebih sembilan puluh menit ini ternyata memang bertemakan lingkungan dan pernah terseleksi untuk di putar di Suncine International Environmental Film Festival (Barcelona, Spanyol). Untuk penyuka film dokuemnter, tentunya mungkin akan memberikan jempol lebih. Terkhusus bagi pecinta alam dan penjelajah.

Satu celotehan dari seorang Elke Devinna yang sering kusapa dengan Sob, sebongkah kalimat pikiran yang selalu terngiang saat ini setiap ada film Indonesia yang muncul. Celotehan itu tentang bagaimana kita mengapresiasi karya anak Bangsa dengan nonton langsung di Bioskop.

Padahal, sebelumnya aku mendengar sebagian orang justru berpikiran buat apa nonton di layar lebar, sementara film di Indonesia bisa di download bebas atau “Nanti paling keluar di TV biasa.” Namun, kacamata itu berbeda setelah aku tersemprot oleh kata-kata sang Dory itu yang mengarah kepada kecintaanya terhadap kearifan lokal. “Terimakasih sob, celotehanmu selalu terngiang di kepalaku, hehe.”

Tentunya pemirsa, penilaian selalu relatif dan bergantung daripada perbandingan dan bahkan cakupan yang dibandingkan. Namun bagi diri ini sebagai seorang Indonesia yang mengagumi Alamnya, sangat mendorong masyarakat untuk setidaknya menikmati film ini. Agar kita semua tersadar, bahwa Indonesia tak hanya bisa dinikmati tapi juga perlu dijaga.

0 comments:

Post a Comment