Cover Film: Akhirat, oleh: Studio Antelope |
Berbeda bukan berarti membenci, bahkan bisa jadi cinta. Itulah yang dialami Mentari dan Timur yang terpaut begitu banyak perbedaan terkhusus keyakinan mereka. Ini bisa jadi isu yang dialami beberapa masyarakat tertentu yang ingin bersama tapi terkendala oleh isu agama atau pun aspek yang berbeda.
Diawal mereka mencoba berterus terang dengan keluarga untuk bisa melanjutkan ke jenjang hubungan yang lebih jauh. Namun, apalah daya kedua belah pihak tidak mendukung karena tentunya perbedaan masalah keyakinan.
Pada perjalanan pulang dari suatu tempat, terjadi insiden kecelakaan mengenaskan yang menyebabkan keduanya koma. Disinilah petualangan bayang-bayang kehidupan arwah dimulai. Hingga mereka mendapatkan poin jika mereka bisa bersama di dunia lain itu, mereka memutuskan untuk menikah disana dan tidak kembali ke tubuh mereka yang masih dalam masa kritis.
Pada awalnya, Timur dan Mentari menikmati dunia itu hingga bertemu dengan arwah-arwah lain yang tidak memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke akhirat karena beberpa hal yang mereka ingin selesaikan. Diantaranya, seorang Bapak yang masih ingin menjaga anaknya di dunia nyata yang lumpuh.
Di titik tertentu, Mentari melihat orang tua nya yang menangis melihat dirinya yang koma namun tidak kunjung bangun. Ia merasa ingin kembali hingga pada akhirnya karena masalah keseimbangan, Timur memberikan kekuatannya agar Timur bisa kembali ke dunia nyata namun mengorbankan Timur yang harus pergi meningglakan keabadian.
Karya Anak Bangsa
Secara keseluruhan, untuk film lokal karya anak bangsa ini cukup baik dalam menyampaikan pesan sederhana soal perbedaan dan realitas yang terjadi. Dengan sentuhan dunia nyata dan fantasi, produser telah menyatukan konflik kedua dimensi. Melalui studio antelope, kurang lebih gambaran visual cukup membuat mata terhibur saat di hutan-hutan dan alam akhir.
Namun, seara konflik, cukup datar dan mudah ditebak karena memang bergenre romansa dimana diantara dari salah satu mereka pastinya akan mengorbankan hidupnya untuk cinta sejati.
Untuk latar setting juga cukup membosankan. Hanya ada beberapa setting yang mewakili alam dan menyenangkan dipandang. Unsur keindonesiaan dan budayanya kurang dikeluarkan sebagaimana film Indonesia pada umumnya.
Ada beberapa sentuhan personal yang cukup menyentuh yaitu dari hubungan personal orang tua dengan anaknya yang mana orang tua pastinya menginginkan yang terbaik untuk masa depan anaknya. Yang cukup menyentuh adalah di akhir cerita epilog yang mempertumakan kedua pihak dan saling memberi support satu sama lain melalui adegan kupu-kupu yang sempat hinggap di pundaknya.
0 comments:
Post a Comment