Saturday, July 05, 2014

Saat Pertama Tulisan Terbit Koran SINDO

Pagi itu langit nampak seperti biasa. Lucu ketika pikiranku juga masih mengambang memikirkan diskusi malam mengenai peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari). Pikiranku masih mengabur hingga selesai aku membaca doa bangun tidur, pesan di Handphone terlihat ramai memberi ucapan selamat akan tulisanku yang terbit di koran nasional SINDO (Sinar Indonesia). Terimakasih untuk kawan-kawan LKMers yang selalu memotivasi dan mengingatkan.

Tak percaya hingga aku membeli langsung koran itu dan melihat wajahku yang kurang apik terpapampang di rubrik POROS MAHASISWA. Alhamdulillah, kali pertama dalam sekali mecoba tulisanku bisa masuk. Berikut dibawah, adalah tulisan yang di publikasi. Ada beberapa perbedaan dengan naskah asli saya yang mungkin memang perlu di revisi oleh editor. Terimakasih sebelumnya untuk koran SINDO edisi Sabtu, 21 Juni 2014 yang telah menerbitkan tulisan saya dengan judul "Kampanye Negatif Berujung Golput"


Berikut naskah asli saya sebelum di edit:

KAMPANYE BERUJUNG GOLPUT

Isu Black Campaign atau kampanye hitam saat ini menjadi sebuah fenomena antar dua kubu persaingan.  Seolah cara itu bisa menjadi penjatuh bagi pihak oposisi dan pendukung beralih ke pihaknya. Semua cara itu tak hanya dilakukan melalui dunia nyata menggunakan poster dan spanduk sindiran berikut fakta buruk sang Calon, semua itu juga terjadi di dunia maya.

Semua menjadi panas saat social media ikut mengambil peran sebagai medium perantara. Suatu berita terunggah cepat ketika tombol klik di hentakkan dan link  melesat kilat bak kecepatan cahaya ke berbagai belahan dunia.

Manusia yang disebut sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) tak hanya yang menetap di Indonesia, mereka yang merantau jauh dari ruang ini pun memiliki hak memilih yang sama. Namun, mampukah mereka menentukan tanpa melihat banyak spanduk/pamflet/poster bertebaran di jalan. Ya, bisa saja melakukan streaming dan menonton berbagai media Televisi yang berisi mengenai pencitraan para calon.
Dunia maya menjadi peranan yang teramat penting mengingat persoalan jarak dan waktu saat ini. Terlebih Social Media yang banyak mencetak link berisi artikel mengenai kejelekan dari suatu Calon. Seolah berita-berita kejelekan kubu lawan tersebut menjadi cara agar bisa menarik pemilih di kubunya. Padahal, hal tersebut bisa menimbulkan suatu kebingungan besar bagi individu.

Seolah semakin tersebar berita dan artikel buruk terhadap setiap calon, maka semakin terlihat bahwa semua calon tak layak menduduki bangku kenegaraan merah putih. Manusia berusaha memilih calon dengan track record yang paling baik. Tapi berbeda jikalau semua saling mengadu kubu dengan berita-berita buruk kubu lawanya, menjadikan kampanye hitam justru mengarahkan rakyat untuk malas memilih keduanya.
Golput atau golongan putih menjadi hal yang ingin dihindari, tapi berkat berita hitam yang tak jelas kebenaranya ini tersebar, kemuningkinan Golput dapat terjadi. Sebagian orang menjadi bingung dengan kubu yang harus dipilih. Mau tak mau, Golput menjadi slousi.

Perubahan sikap (Attitude Change) yang menurut Carl Hovland dalam Communication and Persuasion bisa saja terjadi karena media. Perubahan opini dalam memihak kubu nomor satu bisa saja berubah menjad nomor 2, atau sebaliknya. Bertindak untuk tak memilih membuahkan kemungkinan juga karena terlalu banyak berita buruk yang mencemari kedua kubu. Keduanya seakan tak patut duduk di kursi negara.

Kampanye hitam yang berujung Golput patut menjadi renungan mengingat jumlah Golongan putih yang dari tahun ke tahun meningkat. Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperkirakan kenaikan Linear Golput Pemilihan Presiden 2014 bisa mencapai lima puluh persen. Angka ini bisa saja menjadi terbukti atau malah melebihi perkiraan. Manusia Indonesia tinggal menentukan sebagai pemilih atau Golongan Putih, barulah bisa menjawab. 



**Tips-tips Tulisan dipublikasi:

-Menulis OPINI atau esai terkait dengan tema yang sedang diangkat oleh rubrik POROS MAHASISWA.
-Usahakan lakukan pengembangan berbeda terhadap tulisan yang mungkin sebelumnya pernah dipublikasi.
-Periksa tulisan kembali, jangan sampai ada kesalahan terutama dalam logika klausa kalimat.
-Kirimkan CV atau biodata lengkap dalam Ms.Word plus Foto diri dan scan KTM (Kartu tanda Mahasiwa)
-Semua File dikirimkan baik tulisan, CV, Biodata lengkap, dan scan KTM  melalui email poros.mahasiswa.sindo@gmail.com
-Semakin banyak berlatih mengirimkan menulis dan membaca, semakin besar peluang, kemungkinan selalu ada, jadi jangan pernah berhenti untuk mencoba.

5 comments:

  1. Waaah! kereeen dewan! Hebaaaat :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah makasih gia XD kamu juga bisa tau pasti masuk, Insya Allah

      Delete
  2. Waah congrats! Bagi tipsnya buat teman2 Kombun dongs, hihi. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih visya, :D sering coba2 iseng kirim esai saja, Insya Allah bisa pasti

      Delete