(Konsep Rumah Urban Dengan Pencahayaan Alami)
Oleh: Ines Wahyuniati & Annisa Dewanti Putri
|
Asian Conference on Civil Materials and Environmental Sciences 2015 |
Selasa, 25 Agustus 2015. Saat itu cuaca terik melanda Osaka, Jepang. Namun tidak menyurutkan niat dua mahasiswi jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta untuk mempresentasikan hasil penelitian pada
Asian Conference of Civil, Material and Environmental Science (ACCMES). Acara tersebut adalah acara tahunan yang digelar oleh Higher Education Forum dalam upaya meningkatkan diskusi interdisipliner yang meliputi akademisi dan penelitian pada skala internasional.
Pada kesempatan itu, Annisa Dewanti Putri (Teknik Sipil 2011) membawakan karya tulis berjudul “
Lighting Energy Efficiency Analysis in Slum Area (Case Study: Kramat Kwitang, Jakarta, Indonesia.” Paper ini berbicara soal seberapa besar penghematan yang diperkirakan antara bangunan rumah eksisting dengan desain barunya. Penelitian tersebut merupakan kelanjutan dari karya yang dibawakan Ines Wahyuniati Riza (Teknik Sipil 2012) berjudul “
Upgrading Sunlight Expose for Better Residence in Slum Area: A Case of Kwitang Region, Jakarta, Indonesia”.
|
Penulis saat Presentasi |
Inti daripada kedua karya tulis tersebut adalah penekanan terhadap pembangunan rumah untuk pemukiman kumuh pada wilayah urban. Tentunya konsep tersebut disesuaikan berdasarkan standar luasan tinggal manusia. Beberapa modifikasi dalam modelling telah ditambah guna membuat rumah yang terang dengan cahaya alami yang tetap masuk kedalam rumah. Selanjutnya, pengurangan terhadap pemakaian lampu pada area yang semula tak terkena cahaya dapat diminimalisir. Perhitungan efisiensi tersebut didapatkan dengan meninjau indeks konsumsi energi.
|
Mt. Fushimi Inari, Kyoto |
Setelah penelitian diselesaikan, presentasi perlu dilakukan pada puncak acara ACCMES guna mendapatkan kritik, saran dan masukan dari beberapa ahli yang turut serta. Sebelum bisa sampai pada tahap ini, seleksi abstrak telah dilalui sejak Juni 2015 dibawah bimbingan Ibu Ririt Aprilin M.Sc.Eng dan Ibu Sittati Musalamah M.T, selaku dosen teknik Sipil.
|
Ikukunitama Shrine, Osaka |
Membawa nama Universitas Negeri Jakarta khususnya Indonesia dihadapan para peneliti, ahli dan Professor dari beberapa negara di dunia telah memberikan pengalaman baru bagi dua mahasiswi ini. Ide-ide baru, inovasi, perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknik sipil, material dan lingkungan menjadi wawasan baru setelah mengikuti acara tersebut. Selain Indonesia, negara lain seperti Taiwan, Jepang, China, Malaysia, Turkey, India, Hongkong, Korea, Australia, Singapore, Thailand, dan lainnya turut berpartisipasi dalam memaparkan penelitian terkait. Alih mendapatkan pengalaman baru, pertukaran soal wawasan dan teknologi juga terjadi disini.
Kunjungan ke Osaka University
Setelah melalui rangkaian kegiatan acara ACCMES 2015 di Osaka International House selama tiga hari berturut-turut, tiba saatnya menikmati keindahan negeri sakura. Kunjungan ke Kyoto Imperial Palace, Kinnkakuji Temple, Fushimi Inari, juga landmark lainnya sekitar Osaka dan Kyoto menjadi cerita tersendiri. Tidak hanya itu, kesempatan luar biasa mengunjungi salah satu kampus terbaik di Osaka dirasakan. Osaka University atau lebih familiar disebut sebagai Hendai University oleh masyarakat disana, kampus ini memiliki fasilitas dan lahan yang terbilang besar.
|
Bracing Untuk Gempa |
Selanjutnya, pertemuan dengan Professor Yasushi Sanada dari
Division of Global Architecture, Graduated School of Engineering, Osaka University menjadi pengalaman langka berikutnya. Secara garis besar menyoal Divisi arsitektur pada kampus ini dan international coursenya ia terangkan. Disini nyatanya telah dibuka jenjang langsung dari master ke doctoral selama 5 tahun.
Tak hanya itu, Professor Sanada selanjutnya memperkenalkan fasilitas dan bangunan di Divisi Arsitektur disini. Yang menjadikanya unik adalah beberapa inovasi dan metode oleh beberapa Professor disini telah diaplikasikan di beberapa bangunan kampus. Salah satunya seperti retrovit pada gedung barunya guna menahan beban gempa yang terjadi. Sebelumnya menggunakan bracing, namun Karena mengurangi nilai estetika alias menghalangi jendela, maka digunakanlah retrofit. Model dibiarkan sebagian Nampak dari luar bangunan guna tujuan edukasi.
|
Retrofit pada bangunan baru (S1) |
Tak hanya itu, nyatanya Osaka University telah berhasil memberikan kenyamanan tersendiri bagi mahasiswanya dengan menawarkan banyak fasilitas pendukung yang lengkap. Taman lanskap menjadikanya tetap hijau di hamparan area kampus yang terlihat luas. Setidaknya bagi Jepang, Osaka telah memberikan ceritanya sendiri lewat wawasan dan pengetahuan di kampus ini.
canggiiiiihhhhhh..
ReplyDeletebtw, it should be retrofit instead of 'retrovit' :P
Arigatou sensei for the correction. thank you for reading and peeking my blog :) Arigatou gozaimasu sensei
Deletemakasih Bu Ririt untuk segalanya, im just a small amoeba without you T_T
Keren banget kak. Kata perkata begitu mengalir.. Standing ovation lah buat kakak badai satu ini. Makin ga bs move on :'(
ReplyDeletehahaha mengalir dari kali nes :p haha sama sampe sekarang pun aku masih ga bisa move on dari OSAKA
Delete