Tuesday, September 15, 2015

Dari Nuklir menjadi New & Clear

“Boom.”. Ledakan itu terjadi pada tanggal 22, 23, dan 24 November 2014. Tapi tunggu dulu, ledakan ini bukanlah ledakan biasa melainkan ledakan kehebohan perbincangan dan diskusi mengenai Teknologi Nuklir. Perbincangan itu diwarnai oleh berbagai mahasiswa dengan latar belakang berbeda dan dari beberapa asal daerah yang berbeda pula.

Tidak hanya itu, beberapa negara sahabat dari benua Asia dan Australia juga ikut mewarnai diskusi itu. Ialah NYS (Nuclear Youth Summit) 2014 yang berusaha menyatukan ide kita terkait nuklir sambil memperluas jaringan pemuda dan ilmuan dari berbagai ruang.

Berkenalan dengan Nuklir

Tepatnya hari itu, Sabtu, 22 November 2014, aku menyegerakan diri berangkat menuju Hotel Royal Kuningan Jakarta bersama kawan kampusku, Abdul Goffar. Niatnya, Desy Rakhmawati juga hendak berangkat bareng, hanya ternyata ia berangkat dari Cileungsi dan ia pun sampai terlebih dahulu.

Masuk ke cerita awal. Saat itu kami sampai dan langsung menemui kelompok masing-masing berdasarkan warna. Aku dapat kelompok cokelat dan sebelum registrasi kami diperekanankan berkumpul bersama dengan LO (Laison Officer) yang saat itu dialah Abdul Rahman dengan Jas elegan hitam yang dikenakannya. Perkenalan pertamaku dengan teman-teman Indonesia lain terjadi di depan pintu itu.

Ialah Nuril, Femi, Imam, Niki, Yaser, Ilham, Kak Nurun, Zanky, Abidin, Lina, Uswa, mbak Diyah, Rifki, Heri, dan Mardi. Merekalah yang akan menghiasi pembicaraan dalam FGD (Focus Group Discussion) kelompok Cokelat pada malam nantinya itu.

Masuk ke sesi pertama, ialah Kuliah Umum yang disampaikan oleh Mr. IreJ Jalal dari  IAEA (International Atomic Energy Association). Sesi ini begitu menarik karena memperkenalkan hal sesungguhnya terkait nuklir. Hal ini memancingku bertanya mengenai  Kondisi Indonesia yang termasuk negara dengan potensi bencana Alam yang begitu besar dan terletak dalam ring of fire. Hal itu terkait tantanganya dalam membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Yang saya simpulkan dari jawabanya adalah terkait pemilihan site plan  yang sesuai studi kelayakan, dan dalam hal metode konstruksinya.

Sesi selanjutnya disampaikan oleh Mr. Anhar dari BATAN (Badan Atom dan Tenaga Nasional) yang lebih kepada perkembangan Teknologi Nuklir di Indonesia. Hal ini yang disampaikan tidak melulu soal PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga  Nuklir) tapi juga kepada aplikasi teknologi nuklir di bidang Industri.  Menurutku ini sangat menarik, karena banyak produk BATAN hasil dari pengembangan teknologi nuklir menjadi produk berguna. Beberapa produk untuk industri di antaranya  Coloumn Scanning, pipe scanning (Mendeteksi Kebocoran), produk Iradiasi Makanan, Bone Allograf dimana bisa membantu sterilisasi tisu, juga produk kesehatan lainya. Ini yang patut dikembangkan.

Beralih ke sesi ketiga bersama Prof. Terry Mark dari ICTP. Ia berbicara soal Nuclear Human Resource Development. Memang tidak sembarang, beliau mengungkapkan dalam pengembangan PLTN sendiri, Sumber Daya Manusianya  membutuhkan persiapan sekitar sepuluh tahun, dalam hal ini adequate training sangat diperlukan.

Belum lagi perihal teknis, hal ini sangat diperhatikan karena safety factor adalah hal yang utama. Teringat kata Mr. Irej, “Improve safety, improve safety, improve safety.” Karena mulai dari hal ini bisa mengubah pandangan masyarakt mengenai bahaya dalam nuklir itu sendiri yang lebih banyak terlihat.

Masuk ke sesi General Lecture yang terakhir dari Ketua KOMMUN (Koumunitas Muda Nuklir) saudara Sayid Mubarok. Kali ini sesi lebih berjalan santai, perubahan bahasa pun terjadi karena hanya sesi ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Sesi ini lebih berbicara soal pergerakan pemuda dalam pengembangan Nuklir. Saya pikir KOMMUN sudah memulai hal itu.

Setelah selesai semua rangkaian Kulah umum, maka dilanjutkan dengan sesi berikutnya yaitu FGD. Hal ini sangat menarik karena terjadi berbagai ledakan dari teman-teman dengan latar belakang studi berbeda yang memang mayoritas di bidang sains. Namun, hal itu tak mematahkan semangat salah satu kawanku Yasser dari Universitas Andalas dengan latar belakangnya sebagai seorang mahasiswa Sosiologi.

Pada sesi ini, aku banyak menemukan momen dan peraduan pemikiran yang luar biasa. Berbicara Nuklir yang tak melulu soal Teknis dan mungkin lebih kepada permasalah sosial masyarakat. Sampai seorang teman dari Teknik Lingkungan ITB (Niki) yang jurusan nya memiliki kaitanya di Jurusan ku yaitu Teknik Sipil mengungkapkan pendapatnya dari sudut pandangan Lingkungan dan hal itu telah membuka gerbang solusi melalui pendekatan masyarakat secara langsung melalui empathyc design.

Selanjutnya, semua masukan dan saran ditampung oleh Fasilitator yang selanjutnya akan dimasukan dalam butir-butir petisi untuk dipertimbangkan dan diajukan ke pemerintah berikutnya.

Minggu, Regional Sharing soal Nuklir

Pukul 07.00 WIB kami sudah standby untuk makan pagi. Teringat perbincanganku dengan beberapa mahasiswa Teknik Fisika mengenai Film Interstellar yang belum lama tayang di Bioskop. Satu hal yang kudapat, science fiction tidak bisa disamakan dengan science di kehidupan nyata. Stephen Hawking pun memisahkan hal tersebut.

Setelah makan pagi, dimulailah  acara konferensi pertama di Ballroom,
Setelah sesi tersebut, berikutnya diisi dengan pembahasan dan penandatanganan petisi bersama.
Pada malamnya, sesi Gala Dinner terakhir dinikmati semua delegasi. Selanjutnya setiap kelompok diperkenakan menerbangkan Lampion Kelompok mereka di Area Hotel Pool.

Senin, Pertemuan dengan Reaktor

Tepatnya di Serpong, salah satu reaktor nuklir Batan yang dibangun untuk melaksanakan kegiatan Litbangyasa iptek nuklir. Sebuah area  pengembangan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) untuk PLTN (Nuklir) di Indonesia dengan luas kawasan mencapai sekitar 25 hektare.

Perjalanan ini mengantarkan kami ke  Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG). Fasilitas utama yang terdapat di kawasan ini adalah Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS). Dengan daya 30 MegaWatt, Fasilitas ini terdiri dariInstalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset, Instalasi Radioisotop dan Radiofarmaka, Instalasi Elemen Bakar Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, Instalasi Radiometalurgi, Instalasi Keselamatan dan Keteknikan Reaktor, dan lainya.
Memasuki area ini memang sedikit ketat, diperlukan screening dan segala macam APD (Alat Pelindung Diri) yang nantinya terdiri dari jas, sarung tangan, shoes protector, dll.  Tak lain, dalam suatu teknologi reaktor memang dibutuhkan keamanan tingkat tinggi demi mencegah resiko yang ada.

Dalam pengembanganya, saya pikir nuklir dalam hal teknologi rekayasa makanan memang diperlukan dan patut dikembangkan. Hal ini mengingat Indonesia yang merupakan negara agraris dimana rekayasa pertanian dengan memanfaatkan Iradiasi makanan menjadi hal yang menguntungkan. Tak lupa juga untuk bidang Industri, kemudian terlebih di bidang kesehatan juga bisa membuahkan keuntungan, seperti untuk regenarasi kulit dsb. Skala kecil lebih baik dimanfaatkan,

Namun untuk pemanfaatan teknologi nuklir dalam skala besar seperti penerapanya pada reaktor atau yang mengarah pada pembangkit listrik tenaga nuklir memerlukan perhatian dan pertimbangan lebih khusus. Mengingat, sumber energi Indonesia masih banyak yang lebih potensial untuk dimanfaatkan seperti Tenaga air, Geothermal dll. Disamping itu dari segi keselamatan dalam Fasilitas Infrastruktur memerlukan studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan negara Indonesia, sebagai negara ditengah Ring of Fire yang penuh resiko bencana.

Pengaman Reaktor Serbaguna Siwabessy

Fasilitas Nuklir, Serpong, Reaktor Siwabessy


0 comments:

Post a Comment