Oleh: Annisa Dewanti Putri
“A
developed country is not a place where the poor have cars, it’s where the rich
ride public transportation” ujar Enrique Penalosa, Mayor kota Bogota
(1998-2001).
Urban
Sustainable Transportation saat ini menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
dalam kesuksesan perkembangan kota (Drastiani, 2019). Ini adalah bagian dari
kelanjutan dari skala desain menuju lingkup yang lebih besar lagi. Belajar dari
kota Palembang yang
sudah memulai proyek pendukung TOD melalui LRT (Light Rapid Transit). Bagi
sebagian Urbanis, proyek ini memang
menjadi dilema. Apakah menjadi pemenuhan untuk kebutuhan sesaat, atau
memang dikembankan berkelanjutan memadu prinsip TOD.
Transit
oriented Development atau disingkat TOD adalah istilah yang masih belum
familiar di khalayak umum. Konsep ini berusaha menggabungkan beberapa elemen
yang terpusat dalam satu komunitas untuk keperlruan masyarakat umum. Tentunya, berdasarkan
Ditjen Tata Ruang, TOD dimaksudkan untuk pengembangan kawasan seitar simpul
transit, integrasi angkutan umum massal juga transportasi tidak bermotor, pengurangan kendaraan bermotor.
TOD
berusaha menjadikan Mixed Used Community
yang mendorong manusia untuk hidup dekat dengan jalur servis transit dan untuk
hidup dekat dengan jalur servis transit dan untuk mengurangi ketergantungan
masyarakat kepada kendaraan sendiri (Still 2002, Bernick, and Cerveri 1997).
Dari poin ini, TOD menjadi sarana untuk bisa mengurangi emisi karbon dan menuju
kota berkelanjutan.
TOD
mengadaptasi 6 kunci dari konsep smart growth yaitu Compact, Multi use
development, yang mana ruang bisa didgunakan untuk berbagai keprluan
masyarakat. Open space atau sarana ruang terbuka untuk keperluan konservasi.
Pengembangan mobilitas juga menjadikan TOD menjadi kawasan yang saling
terintegrasi antara moda transportas public sehingga memudahkan masyarakat
berpindah antara moda satu ke lainnya.
Infill, redevelopment,
dan adaptasi dari penggunaan ulang untuk area yang sudah dibangun.
Mendayagunakan fasilitas yang sudah ada menjadi ruang public masyarakat. Keuntungan
yang bisa ditarik dari sisi keberlanjutan lingkungan yaitu mengurangi kemacetan
lalu lintas sebagai salah satu sumber Pencemaran Udara. Selanjutnya, TOD
menekan penggunaan bahan bakar juga bisa menjadi konservasi Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang bisa meningkatkan kualitas udara yang lebih baik. Interaksi positif masyarakat, meningkatkan
akses dan kesempatan untuk pekerja, dan kesehatan juga kedekatan masyarakat.
Gambar:
Ilustrasi Konsep TOD. ITDP, 2014.
Menurut
Nirwono, peran angkutan umum semakin besar, modal share angkutan umum menurun
hingga 27 persen (2010). Dengan menyatukan sistem yang berbeda antar moda,
menyusun keanekaragaman penggunaan, menjadikan variasi dalam pemilihan alternatif
perjalanan mendukung konsep yang ada.
Kenyamanan
dan kepercayaan masyarakat terhadap akurasi perjalanan melalui TOD menjadi
bagian daripada motivasi yang menyandarkan mereka untuk menggunakan
transportasi publik. Kesediaan layanan meningkatkan daya guna masyarakat
sehingga di kemudian hari dapat menekan ledakan.
Sekarang,
mengikuti perkembangan teknologi dan moda transportasi, lingkungan
keberlanjutan memang tidak akan terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat
dalam menjalankan sistemnya. Dalam wacana Proyek Strategi Nasional (PSN),
perencanaan dengan konsep TOD memang sudah mulai diselipkan setelah berbagai
proyek transportasi TOD, barangkali ialah konsep angan atau benar adanya
sebagai konsep Integrasi transportasi dan lingkungan masyrakat. Bisa jadi suatu
konsep untuk menjadikan kota memiliki desain ekologis yang tidak wacana belaka.
Referensi:
Fritz Akhmad Nuzir, I Nyoman Gede
Mahaputra, et al. 2019. Antologi Kota Indonesia. Jakarta: OMAH Library.
Institute for Transportation &
Development Policy (ITDP). www.itdp.org
diakses pada tanggal 1 April 2020 pukul 11.16 WIB.
Joga, Nirwono. 2017. Mewariskan Kota Layak
Huni. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusumawijaya,
Marco. 2006. Kota Rumah Kita.
Jakarta: Borneo Publications.
Kubba, S.
2017. Handbook of GREEN BUILDING DESIGN
AND CONSTRUCTION: LEED, BREEAM, and Green Globes. Joe Hayton.
Laksono, Eko.
2013. Universalis Metropolis.
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Rizka Drastiani. 2019. Esai Dilema LRT
dengan Rencana Skema Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di Kota
Palembang. Jakarta: OMAH Library.
0 comments:
Post a Comment